“Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”
(Peringatan Hari Ibu ke-29)
21 Desember 2023
Oleh: Lailatul Musyarofah Biro Pemberdayaan Perempuan PGRI Provinsi Jawa Timur
Sidoarjo – Hari ini, Kamis (21/12/2023) saya menghadiri undangan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Timur di Hotel Novotel Samator Surabaya dalam rangka peringatan Hari Ibu ke-95. Dalam kesempatan ini, salah satu pengurus Perempuan PGRI Provinsi Jawa Timur, bu Anies (dosen Unipa) menerima penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif 2023. Satu pencapaian manis di akhir tahun.
Menunggu acara dimulai, sambil mendengarkan lagu Ibu versi Iwan Fals dan Melly Goeslaw, saya menulis ini.
Dalam satu tahun, minimal ada tiga hari istimewa dimana saya menerima ucapan dan doa; hari ulang tahun, hari guru, dan yang paling mendebarkan adalah hari Ibu.
Sebelum menjadi seorang ibu, saya termasuk orang yang sangat excited memberikan ucapan selamat kepada ibu dan perempuan-perempuan yang (menurut saya) inspiratif.
Ditetapkannya Hari Ibu oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 karena nilai kemuliannya adalah sesuatu yang seharusnya.Ya, ibu adalah jantung bagi keluarga.
Hanya ibu yang mampu menjaga ritme harmonisasi di dalam rumah hingga ibu menjadi satu ketergantungan bagi anak-anak dan suaminya, center of universe.
Saya ingat betul betapa sepi rumah saat ditinggal ibu pergi, betapa muram rumah saat ibu sedang sakit, dan betapa tidak nyaman saat ibu marah.
Saya mengenal banyak sekali perempuan luar biasa yang memilih menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga, yang bergerak mulus atau yang menghadapi tantangan tak biasa, yang cukup secara ekonomi atau sedang berjuang, dan yang tampil glowing atau apa adanya. (Sungguh, ingin sekali saya menyebut nama mereka satu per satu).
Dari sekian perbedaan, mereka mempunyai kesamaan dalam tugas dan fungsinya sebagai seorang ibu, yang demi anak-anaknya, semua kata kerja di dalam kamus mampu mereka lakukan kapan dan dimana saja. Menjadi kucing satu waktu dan menjadi harimau di lain waktu.
Sedemikan pentingnya peran ibu, hingga ibu gubernur Jawa Timur berpesan, “Bahagiakan dan lindungi ibu.” Karena faktor penting untuk memajukan bangsa adalah ibu yang bahagia, ibu yang berdaya. Namun, personally, setelah menjadi seorang ibu, perasaan dan pemikiran saya berubah, melihat ke dalam, saya berpikir, apakah sudah layak saya menerima penghargaan ini? apakah saya sudah ‘fit’ dan ‘proper’ sebagai seorang ibu? Apa yang harus saya pelajari? Perbaiki? Atasi? Ada apa lagi? Catatan akhir saya tidak akan mengurangi keistimewaan gelar dan hari Ibu, saya hanya ingin mengatakan, bahwa masih banyak tikungan, tanjakan, dan turunan yang kita hadapi.
Saya juga ingin mengingatkan bahwa kita tidak sendiri.
Perempuan, Selamat Hari Ibu.